Selasa, 04 September 2007

FBI buka pelamar yang bisa bahasa Indonesia

Perangi Teror, FBI Buka Stan Lowongan Kerja di Bazar Konferensi Islam AS
Biro Penyelidik Federal (FBI) membuat terobosan. Saat komunitas Islam Amerika merasa diawasi pascatragedi 11 September, FBI malah mendekati. Salah satunya dengan cara membuka stan di bazar yang diadakan di tengah konvensi organisasi Islam terbesar di Amerika (ISNA).

FUAD ARIYANTO-FAROUK A., Chicago

DI antara stan-stan penjual busana muslim, kaligrafi, buku-buku Islam, atau DVD dakwah, terdapat sebuah stan yang tak begitu ramai pengunjung. Di meja stan tersebut bertumpuk aneka brosur, gelas, bolpoin, dan formulir. Siapa pun boleh mengambil barang-barang itu. Sebuah spanduk digital print warna biru menutup kaki meja stan dengan tulisan besar "Today’s FBI. It’s for You". Lalu, di sisi kirinya ada logo Department of Justice, Federal Bureau of Investigation (FBI).

Penjaga stan itu tidak hanya memberikan penerangan kepada pengunjung tentang lembaga tersebut. Dia sekaligus membuka peluang kerja. "Yah, kami memang ingin merekrut agen dari komunitas muslim," kata Darren R. Rodgers, manajer program rekrutmen National Recruiting & Marketing Unit FBI. Sebelumnya, FBI memasang iklan satu halaman di buku program konvensi Islamic Society of North Amerika (ISNA) itu.

Darren mengakui, komunitas muslim Amerika masih takut berurusan dengan lembaga federal pemerintah Amerika itu. "Sebab, mereka tidak banyak mengerti tentang FBI," katanya. Karena itu, di stan tersebut Darren dkk memberikan banyak informasi soal program, latar belakang, dan sebagainya. "Intinya, kami ingin membuka komunikasi dengan komunitas muslim," sambungnya.

Termasuk di dalamnya, memberikan pengertian, mengapa penangkapan-penangkapan yang dilakukan FBI terkesan tidak manusiawi. Misalnya, mendobrak rumah, menggeledah, dan langsung memborgol orang yang dicurigai. "Mereka harus tahu bahwa itu memang prosedur standar," kata pria tegap tersebut. Selain itu, lanjut Darren, penangkapan tidak dilakukan secara instan. Sudah ada investigasi pendahuluan.

Dia tidak tahu pasti apakah selama ini ada anggota FBI dari komunitas muslim. "Mudah-mudahan dengan membuka lowongan di sini kami punya agen dari komunitas muslim," katanya. Yang jelas, sambung Darren, selama dua hari stan dibuka, lebih dari 100 orang mendaftar.

Ada dua lowongan kerja di FBI. Yakni, bidang linguists dan special agent. "Kami perlu orang-orang yang punya keahlian bahasa tertentu. Termasuk Bahasa Indonesia," kata Darren. Tugasnya jelas, menerjemahkan informasi dalam bahasa asing itu ke bahasa Inggris.

Berbagai bahasa yang dibutuhkan dari ahli bahasa (linguists) itu antara lain, bahasa Arab, Mandarin (Tiongkok) berbagai dialek, Indonesia, Korea, Tamil, Sawahili, Rusia, dan masih banyak lagi. "Mereka kami butuhkan untuk mengungkap terorisme, pembajakan pesawat, kontra intelijen asing, yang sering komunikasinya dilakukan dengan bahasa asing," jelas Darren.

Petugas bidang ini acap diperbantukan untuk penyamaran, mewawancarai saksi mata atau orang yang dicurigai, mengumpulkan bukti, sampai memberikan testimoni di pengadilan. Tes penting yang dilakukan untuk bidang ini adalah listening, reading, translating, dan percakapan dalam bahasa asing sesuai bidang.

Sementara itu, special agent lebih banyak dibutuhkan untuk investigasi di lapangan. Rekrutan baru akan mendapatkan latihan intensif 18 minggu di Akademi FBI di Quantico, Negara Bagian Virginia. Syarat nomor satu untuk masuk FBI adalah warga negara Amerika, umur minimal 23 tahun dan maksimal 37 tahun. "Status perkawinan tidak jadi persyaratan. Meski sudah nikah, mereka boleh mendaftar," kata Darren.

Syarat lain, pendidikan minimal empat tahun di perguruan tinggi (college), fisik prima, dan mental sehat. "Selama 18 minggu itu mereka akan mendapat materi tentang law enforcement, teknis investigasi, dan latihan fisik," kata Darren.

Dia lantas menunjuk pesawat TV di stan tersebut yang memutar video kegiatan di ruang kelas FBI. Tampak dua wanita berkaus oblong dan bercelana pendek sedang bergelut di tengah arena. "Ini salah satu materi yang diberikan dalam pendidikan," katanya.

Latihan fisik, menurut pria berkacamata itu, cukup berat. Misalnya, mampu melakukan sit up satu menit serta push up sebanyak-banyaknya. "Ada yang mampu 200 kali push up," ujarnya.

Kemudian lari cepat (sprint) 300 meter dan lari 1,5 mil. Selain itu, tentu saja latihan bela diri, renang, penggunaan senjata, dan mengemudi dalam kecepatan tinggi. "Semua itu mutlak dibutuhkan bagi seorang agen," ujar Darren.

Lulusan baru FBI biasanya diberi tugas "cukup ringan". "Mereka ditempatkan di salah satu di antara 56 kantor FBI di seluruh Amerika," katanya seraya tersenyum.

Setelah dirasa cukup, minimal empat tahun, mereka diberi tugas penyamaran. "Misalnya, sebagai CPA (certified public accountant)." Tugas ini, lanjut dia, menginvestigasi pelanggaran white collar crime, semisal korupsi dan penggelapan.

Pria ramah itu melanjutkan, setelah peristiwa 11 September, tugas FBI memang diperluas. Dari "sekadar" law enforcement menjadi mitra vital dalam perang melawan terorisme.

Ditanya tentang keberadaan FBI di luar negeri, Darren menolak menjawab. Termasuk, memberikan training ke pihak kepolisian. "Itu bukan wewenang saya untuk menjawab," elaknya. "Tapi, rasanya FBI tidak memberikan pelatihan kepada kepolisian. Yang ada kerja sama," lanjutnya. (*)

Sumber : Indo Pos

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites